Bos Pengusaha Kapal Teriak, Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia atau Indonesian National Shipowners Association (INSA) buka suara ihwal kejadian macet horor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis
Macet horor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kembali menjadi sorotan. Sejumlah pengusaha kapal menjerit karena aktivitas bongkar muat terganggu, menyebabkan kerugian operasional yang tidak sedikit. Salah satu bos pengusaha kapal bahkan menyebut situasi ini sebagai “krisis logistik” yang berpotensi melumpuhkan arus distribusi barang.
Kemacetan Parah Hambat Aktivitas Bongkar Muat
Dalam beberapa minggu terakhir, antrean truk kontainer mengular hingga keluar kawasan pelabuhan. Ini membuat jadwal pengiriman barang mundur drastis. “Setiap hari kapal kami terlambat bongkar, biaya operasional membengkak. Kami bisa rugi puluhan juta rupiah per kapal per hari,” ujar Dedi Santosa, salah satu pengusaha kapal yang sudah puluhan tahun beroperasi di Tanjung Priok.
Menurut Dedi, kemacetan ini bukan hanya berdampak pada keterlambatan distribusi, tapi juga menciptakan efek domino terhadap mitra logistik, ekspor-impor, hingga produsen lokal.
Penyebab Kemacetan: Masalah Sistem & Infrastruktur
Beberapa faktor dituding menjadi biang kerok kemacetan. Mulai dari padatnya volume kendaraan, minimnya koordinasi antarlembaga, hingga sistem digitalisasi pelabuhan yang belum sepenuhnya efektif.
“Digitalisasi itu bagus, tapi kalau implementasinya setengah-setengah, justru menambah masalah. Kami harus bolak-balik mengurus dokumen manual dan digital sekaligus. Belum lagi sistem error yang bikin antrean makin panjang,” tambah Dedi.
Pengusaha Minta Solusi Konkret dari Pemerintah
Melihat kondisi ini, para pengusaha kapal mendesak pemerintah dan pengelola pelabuhan untuk segera turun tangan. Salah satu usulan konkret adalah penambahan jalur akses masuk dan keluar pelabuhan, serta peningkatan integrasi sistem digital antar instansi.
“Kalau dibiarkan, ini bukan cuma masalah pengusaha, tapi bisa berdampak pada inflasi barang konsumsi. Pemerintah harus hadir memberikan solusi nyata,” tegas Dedi.
Dampak Ekonomi yang Tidak Bisa Diabaikan
Kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok tak bisa dipandang remeh. Sebagai pelabuhan tersibuk di Indonesia, terganggunya arus logistik di sini berpotensi melumpuhkan rantai pasok nasional. Sektor industri, perdagangan, hingga UMKM ikut terdampak.
Apa yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok baru-baru ini?
Telah terjadi kemacetan parah atau yang disebut sebagai “macet horor” di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Kemacetan ini membuat distribusi logistik tersendat, sehingga memicu keluhan dari para pelaku usaha, termasuk bos pengusaha kapal.
Siapa bos pengusaha kapal yang viral karena teriak akibat kemacetan di Priok?
Identitas lengkapnya tidak selalu disebutkan di media, namun sosok pengusaha ini menjadi viral setelah videonya beredar, memperlihatkan dirinya berteriak frustasi akibat dampak kemacetan yang menghambat operasional bisnis kapalnya.
Apa penyebab kemacetan parah di Tanjung Priok?
Kemacetan disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk padatnya truk kontainer yang keluar masuk pelabuhan, sistem antrean bongkar muat yang tidak efisien, serta perbaikan infrastruktur jalan yang mempersempit akses kendaraan.
Apa dampak dari kemacetan ini bagi pengusaha kapal dan sektor logistik?
Dampaknya sangat besar. Banyak kapal terlambat bongkar muat, biaya operasional meningkat, dan rantai distribusi barang terganggu. Ini berdampak langsung pada kerugian finansial dan efisiensi waktu.
Bagaimana respons pemerintah terhadap kejadian ini?
Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan dan otoritas pelabuhan, mengaku sedang melakukan evaluasi sistem logistik dan mencari solusi jangka pendek maupun panjang untuk mengurai kemacetan, seperti perbaikan sistem antrean digital dan perluasan infrastruktur.
Apa harapan para pelaku usaha terhadap situasi di Priok?
Para pengusaha berharap ada perbaikan sistem yang cepat dan konkret, termasuk manajemen lalu lintas pelabuhan yang lebih baik, digitalisasi proses distribusi logistik, dan peningkatan koordinasi antar instansi.
Kesimpulan:
Masalah kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok bukan sekadar isu teknis, tapi sudah menjadi persoalan ekonomi nasional. Para bos pengusaha kapal menjerit karena kerugian yang terus membengkak. Saatnya semua pihak duduk bersama mencari solusi agar pelabuhan terbesar di Indonesia ini bisa kembali beroperasi secara efisien.